TUGAS RETORIKA
PIDATO REKREATIF
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Retorika
Oleh
ANDI BURKA NIM 141320004
HANIK KURNIASARI NIM 141320002
Dosen Pembimbing : Hj. Enny Hidajati, S.s.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
2015/2016
BAB I
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pidato Rekreatif
Alan H. Monroe menyebutkan “the speech to entertain”, pidato untuk menghibur. Pidato rekreatif
tidak selalu harus melucu. Pidato rekreatif adalah pidato yang tujuan utamanya menyenangkan,
menggembirakan, melepaskan ketegangan, menggairahkan suasana, atau sekedar
memberikan selingan yang enak setelah rangkaian acara yang melelahkan. Reaksi
yang diinginkan adalah terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu kegembiraan
Pidato rekreatif disampaikan dalam berbagai situasi:
a. Perhelatan
atau pesta
Diminta untuk
menghidupkan acara perhelatan dengan pidato rekreatif.
b. Pertemuan
kelompok
Organisasi sosial,
kelompok kecil, keluarga, atau klub mungkin mengadakan pertemuan informal
sekedar untuk berekreasi.
2.
Teori-teori
Humor
a. Teori
Superioritas dan Degradasi
Teori
ini tepat untuk menganalisis jenis-jenis humor yang termasuk satire. Satire adalah humor yang
mengungkapkan kejelekan, kekeliruan, atau kelemahan orang, gagasan, atau
lembaga untuk memperbaikinya. Satire dapat bersifat langsung, dengan membongkar
hal-hal yang jelek atau membesar-besarkannya (exaggeration), atau tidak
langsung melalui parodi, ironi, dan burlesque.
b. Teori
Bisosiasi
Menurut
teori ini, humor timbul karena kita menemukan hal-hal yang tidak kita duga,
atau kalimat (juga kata) yang menimbulkan dua macam asosiasi.
c. Teori
Pelepasan Inhibisi
Teori
ini teori yang yang paling teoritis, sehingga tidak begitu banyak manfaatnya
buat kita. Kita banyak menekan
ke alam bawah sadar kita pengalaman-pengalaman yang tidak enak, atau keinginan yang
tidak bsa kita wujudkan.
3.
Teknik-teknik
Humor
a. Exaggeration
Exaggeration
adalah melebihkan sesuatu secara tidak proporsional. Exaggeration dilakukan
untuk membongkar kejelekan sejelas-jelasnya dengan maksud mengoreksinya.
b. Parodi
Parodi
(berasal dari Bahasa Yunani “para”, disamping
dan “oide”, lagu) adalah sejenis
komposisi di mana gaya suatu karya ( seperti prosa, puisi atau prosa liris)
yang serius ditiru dengan maksud melucu. Didalam pidato rekreatif, parodi dapat
berupa peniruan suara dan gaya bicara seorang tokoh (seperti kelompok Warkop yang meniru acara Dunia dalam berita
TVRI) atau peniruan verbal terhadap karya sastra atau karya-karya tulis yang
serius.
Contoh
kata-kata serius yang diparodikan:
Konferensi Nona A, Telorisme, biduanita ICMI AZIZ, Bergincu dalam Melodi, Dunia
dalam Derita. Kita mengutip lagi dari Humor (No. 29) ketika menampilkan apa
yang disebutnya “Sajak-Sajak
Menyalak”
Taufik Adalah Mail
PEPATAH PETITIH GRES
MATA
Prospek
di seberang lautan tak tampak
Rejeki
di pelupuk mata juga tampak
HUMAS
Menepuk
air di dulang
Terpercik
ke muka sendiri
Kemudian
dilap dengan konferensi pers
PENDIDIKAN
Guru
kencing berdiri
Murid
mengencingi guru
c. Ironi
Ironi
(berasal dari kata Yunani eiron
“seorang yang mengatakan lebih sedikit dari apa yang dipikirkan”) adalah
menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna
harfiahnya.
d. Burlesque
Burlesque
(berasal dari bahasa Itali “burlesco”,
lelucon, hal-hal yang menggelikan) adalah teknik membuat humor dengan
memperlakukan hal-hal yang seenaknya secara serius atau hal-hal yang serius
seenaknya. Saya harus mengutip lagi Humor (No.35) rubrik ilmu Ketahuan (judul
yang parodik).
9 Keanehan
Pesawat Terbang
1. Tidak
ada penumpang berdiri, walaupun pada hari-hari besar sekali.
2. Kalau
terjadi kecelakaan, dicari sampai ketemu, meskipun penumpangnya Cuma dua orang.
3. Makanan
dan minuman gratis dan tidak ada kondektur yang narik karcis.
4. Tidak
memerlukan kaca spion samping dan persneling mundur.
5. Kaca
jendela dikunci mati, karena tidak ada pedagang asongan yang beroperasi
sebagaimana yang terjadi di bus-bus umum.
6. Tidak
pernah berhenti di udara dan kena razia surat-surat perlengkapan pesawat
terbang oleh polisi lalu-lintas di langit.
7. Tempat
duduk dilengkapi dengan ikat pinggang, jadi sangat cocok bagi anda yang pergi
belom sempat makan.
8. Ada
ucapan selamat datang sebelum berangkat dan terima kasih sesampainya di tujuan.
Di kereta api, bus apalagi mikrolet, man ada?
e. Perilaku
Aneh Para Tokoh
Para tokoh sudah menarik dengan
sendirinya, apalagi bila perlakunya aneh. Sesuai dengan teori superioritas,
kita memperoleh kesenangan bila kita melihat hal-hal yang ganjil atau
menyimpang pada perilaku orang lain.
Karena itu lelucon mengenai orang besar
sangat digemari orang. Ada lelucon disekitar profesor, filusuf, negarawan,
ilmuwan, tokoh celebrities. Tentub
saja kesenangan kita itu menjadi luar biasa, bila objek yang kita tertawakan
itu adalah orang-orang besar.
f. Perilaku
Orang Aneh
Perilaku
orang-orang aneh selalu dijadikan bumbu-bumbu humor. Tetapi penggunaannya dalam
pidato rekreatif harus dilakukan sangat hati-hati.
g. Belokan
Mendadak
Teknik
ini dirumuskan Monroe sebagai berikut: bawalah khalayak anda untuk menyakini bahwa akan berbicara
yang biasa. Rata-rata humor yang dimuat dalam buku humor menggunakan teknik
belokan mendadak ini. Para pembaca dikejutkan pada bagian terakhir.
4.
Organisasi
Pesan
Monroe
menyarankan dua cara mengorganisasikan pesan rekreatif yang pertama, teknik
satu pokok (one-point speech), memusatkan pembicaraan hanya pada satu pokok
pembicaraan saja. Yang kedua meniru organisasi pesan persuasif dan
memperlakukannya secara main-main. Dengan kata lain, pidato kita adalah pidato
persuasif yang dijadikan burlesque. Berikut
ini penjelasan Monroe tentang keduanya.
a. Teknik
Satu Pokok
Pidato
ini merupakan serangkaian ilustrasi, anekdot, dan kontras-kontras humor yang
disampaikan secara tepat.setiap satuan humor harus dipusatkan pada satu gagasan
utama. Berikut ini rumusan sederhana untuk organisasi pesan seperti itu.
1) Kisahkan
cerita atau berikan ilustrasi
2) Tunjukkan
gagasan pokok atau pandangan yang menjadi pijakan untuk mempersatukan rincian
pembicaraan.
3) Ikuti
dengan serangkaian cerita dan ilustrasi tambahan.
4) Tutup
dengan mengulang kembali gagasan utama yang telah di jelaskan.
b. Urutan
Bermotif Burlesque
Di
dalam urutan bermotif burlesque pidato mengandung tahap perhatian saja,
ditinjau dari reaksi psikologis pendengar. Tetapi struktur pembicaraan dapat
disusun berdasarkan pada urutan bermotif, yang mempermainkan tahap-tahap
yang digunakan dalam persuasi yang
serius.
DAFTAR
PUSTAKA
Rakhmat,
Jalaluddin. 2012. Retorika Modern. Bandung:
Remaja Rosdakarya.