Minggu, 24 April 2016

Makalah Retorika Pidato Rekreatif


                                                                  TUGAS RETORIKA
                                                                 
                                                                 PIDATO REKREATIF
                                   

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Retorika


Oleh 
                                         ANDI BURKA                         NIM 141320004
                                         HANIK KURNIASARI           NIM 141320002


Dosen Pembimbing : Hj. Enny Hidajati, S.s.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
                            FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
                                                                      2015/2016



         
BAB I
PEMBAHASAN



1.      Pengertian Pidato Rekreatif
Alan H. Monroe menyebutkan “the speech to entertain”, pidato untuk menghibur. Pidato rekreatif tidak selalu harus melucu. Pidato rekreatif adalah pidato yang tujuan utamanya menyenangkan, menggembirakan, melepaskan ketegangan, menggairahkan suasana, atau sekedar memberikan selingan yang enak setelah rangkaian acara yang melelahkan. Reaksi yang diinginkan adalah terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu kegembiraan

Pidato rekreatif disampaikan dalam berbagai situasi:
a.       Perhelatan atau pesta
Diminta untuk menghidupkan acara perhelatan dengan pidato rekreatif.
b.      Pertemuan kelompok
Organisasi sosial, kelompok kecil, keluarga, atau klub mungkin mengadakan pertemuan informal sekedar untuk berekreasi.

2.      Teori-teori Humor
a.       Teori Superioritas dan Degradasi
Teori ini tepat untuk menganalisis jenis-jenis humor yang termasuk satire. Satire adalah humor yang mengungkapkan kejelekan, kekeliruan, atau kelemahan orang, gagasan, atau lembaga untuk memperbaikinya. Satire dapat bersifat langsung, dengan membongkar hal-hal yang jelek atau membesar-besarkannya (exaggeration), atau tidak langsung melalui parodi, ironi, dan burlesque.

b.      Teori Bisosiasi
Menurut teori ini, humor timbul karena kita menemukan hal-hal yang tidak kita duga, atau kalimat (juga kata) yang menimbulkan dua macam asosiasi.



c.       Teori Pelepasan Inhibisi
Teori ini teori yang yang paling teoritis, sehingga tidak begitu banyak manfaatnya buat kita. Kita banyak menekan ke alam bawah sadar kita pengalaman-pengalaman yang tidak enak, atau keinginan yang tidak bsa kita wujudkan.

3.      Teknik-teknik Humor
a.       Exaggeration
Exaggeration adalah melebihkan sesuatu secara tidak proporsional. Exaggeration dilakukan untuk membongkar kejelekan sejelas-jelasnya dengan maksud mengoreksinya.
b.      Parodi
Parodi (berasal dari Bahasa Yunani “para”, disamping dan “oide”, lagu) adalah sejenis komposisi di mana gaya suatu karya ( seperti prosa, puisi atau prosa liris) yang serius ditiru dengan maksud melucu. Didalam pidato rekreatif, parodi dapat berupa peniruan suara dan gaya bicara seorang tokoh (seperti kelompok   Warkop yang meniru acara Dunia dalam berita TVRI) atau peniruan verbal terhadap karya sastra atau karya-karya tulis yang serius.
Contoh kata-kata serius yang diparodikan: Konferensi Nona A, Telorisme, biduanita ICMI AZIZ, Bergincu dalam Melodi, Dunia dalam Derita. Kita mengutip lagi dari Humor (No. 29) ketika menampilkan apa yang disebutnya “Sajak-Sajak Menyalak”

                             Taufik Adalah Mail
                        PEPATAH PETITIH GRES

MATA
Prospek di seberang lautan tak tampak
Rejeki di pelupuk mata juga tampak

HUMAS
Menepuk air di dulang
Terpercik ke muka sendiri
Kemudian dilap dengan konferensi pers

PENDIDIKAN
Guru kencing berdiri
Murid mengencingi guru   
c.       Ironi
Ironi (berasal dari kata Yunani eiron “seorang yang mengatakan lebih sedikit dari apa yang dipikirkan”) adalah menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna harfiahnya.
d.      Burlesque
Burlesque (berasal dari bahasa Itali “burlesco”, lelucon, hal-hal yang menggelikan) adalah teknik membuat humor dengan memperlakukan hal-hal yang seenaknya secara serius atau hal-hal yang serius seenaknya. Saya harus mengutip lagi Humor (No.35) rubrik ilmu Ketahuan (judul yang parodik).

                                    9 Keanehan Pesawat Terbang
1.      Tidak ada penumpang berdiri, walaupun pada hari-hari besar sekali.
2.      Kalau terjadi kecelakaan, dicari sampai ketemu, meskipun penumpangnya Cuma dua orang.
3.      Makanan dan minuman gratis dan tidak ada kondektur yang narik karcis.
4.      Tidak memerlukan kaca spion samping dan persneling mundur.
5.      Kaca jendela dikunci mati, karena tidak ada pedagang asongan yang beroperasi sebagaimana yang terjadi di bus-bus umum.
6.      Tidak pernah berhenti di udara dan kena razia surat-surat perlengkapan pesawat terbang oleh polisi lalu-lintas di langit.
7.      Tempat duduk dilengkapi dengan ikat pinggang, jadi sangat cocok bagi anda yang pergi belom sempat makan.
8.      Ada ucapan selamat datang sebelum berangkat dan terima kasih sesampainya di tujuan. Di kereta api, bus apalagi mikrolet, man ada?
e.       Perilaku Aneh Para Tokoh
     Para tokoh sudah menarik dengan sendirinya, apalagi bila perlakunya aneh. Sesuai dengan teori superioritas, kita memperoleh kesenangan bila kita melihat hal-hal yang ganjil atau menyimpang pada perilaku orang lain.
     Karena itu lelucon mengenai orang besar sangat digemari orang. Ada lelucon disekitar profesor, filusuf, negarawan, ilmuwan, tokoh celebrities. Tentub saja kesenangan kita itu menjadi luar biasa, bila objek yang kita tertawakan itu adalah orang-orang besar.
f.       Perilaku Orang Aneh
Perilaku orang-orang aneh selalu dijadikan bumbu-bumbu humor. Tetapi penggunaannya dalam pidato rekreatif harus dilakukan sangat hati-hati.
g.      Belokan Mendadak
Teknik ini dirumuskan Monroe sebagai berikut: bawalah khalayak  anda untuk menyakini bahwa akan berbicara yang biasa. Rata-rata humor yang dimuat dalam buku humor menggunakan teknik belokan mendadak ini. Para pembaca dikejutkan pada bagian terakhir.

4.      Organisasi Pesan
 Monroe menyarankan dua cara mengorganisasikan pesan rekreatif yang pertama, teknik satu pokok (one-point speech), memusatkan pembicaraan hanya pada satu pokok pembicaraan saja. Yang kedua meniru organisasi pesan persuasif dan memperlakukannya secara main-main. Dengan kata lain, pidato kita adalah pidato persuasif yang dijadikan burlesque. Berikut ini penjelasan Monroe tentang keduanya.

a.       Teknik Satu Pokok
Pidato ini merupakan serangkaian ilustrasi, anekdot, dan kontras-kontras humor yang disampaikan secara tepat.setiap satuan humor harus dipusatkan pada satu gagasan utama. Berikut ini rumusan sederhana untuk organisasi pesan seperti itu.
1)      Kisahkan cerita atau berikan ilustrasi
2)      Tunjukkan gagasan pokok atau pandangan yang menjadi pijakan untuk mempersatukan rincian pembicaraan.
3)      Ikuti dengan serangkaian cerita dan ilustrasi tambahan.
4)      Tutup dengan mengulang kembali gagasan utama yang telah di jelaskan.

b.      Urutan Bermotif Burlesque
Di dalam urutan bermotif burlesque pidato mengandung tahap perhatian saja, ditinjau dari reaksi psikologis pendengar. Tetapi struktur pembicaraan dapat disusun berdasarkan pada urutan bermotif, yang mempermainkan tahap-tahap yang   digunakan dalam persuasi yang serius.



















DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaluddin. 2012. Retorika Modern. Bandung: Remaja Rosdakarya.